Paul D. Dierich mengklasifikasikan aktifitas belajar menjadi delapan kelompok, yaitu :
Kegiatan-kegiatan visual, seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.
Kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan suatu instrumen musik, mendengarkan siaran radion.
Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes atau agket.
Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.
Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun.
Kegiatan-kegiatan mental, seperti merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
Kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih (Burton, 1952: 436)
Ada tiga alternatif pendayagunaan asas aktivitas, yaitu :
Pelaksanaan aktivitas pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan aktivitas pembelajaran sekolah masyarakat.
Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dengan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Pembelajaran dititik beratkan pada keaktifan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator dan narasumber yang memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar.
Sumber: http://gratisbahankuliah.blogspot.com/2011/04/upaya-meningkatkan-aktivitas-dan.html)
Sumber: http://gratisbahankuliah.blogspot.com/2011/04/upaya-meningkatkan-aktivitas-dan.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar