“Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal”. (Qs. Al-Hujurat: 13)
Mayoritas orang di sekitar kita mungkin sependapat, memandang
dunia remaja sebagai dunia yang penuh warna. Satu dunia dimana seorang anak manusia
tumbuh meninggalkan masa kanak-kanaknya menuju masa dewasa. Akan tetapi fase
inilah yang sebetulnya merupakan fase yang rentan jika dibandingkan dengan masa
dewasa terlebih masa kanak-kanak. Masa remaja menjadi fase yang rentan karena
pada fase ini tingkat keingin tahuan seorang manusia jauh lebih tinggi jika
dibadingkan dengan fase sebelumnya, yaitu fase kanak-kanak. Masa remaja sering
kali diidentikan dengan masa yang penuh dengan gejolak jiwa, dalam artian
berbagai hal apapun bentuknya pada masa remaja ini selalu menarik untuk dicoba
atau bahkan dilakukan, dan terkadang hal inilah yang kemudian menjerumuskan
banyak remaja kita hari ini terjerembab kepada hal-hal yang keliru.
Pada dasarnya rasa ingin tahu yang besar itu adalah hal
positif, karena berawal dari rasa ingin tahu itulah seorang manusia akan mau
mempelajari sesuatu hal. Akan tetapi permasalahannya hari ini, keingin tahuan
dikalangan remaja kita sering kali tidak disertai dengan bekal ilmu dan
pengetahuan serta pengawasan yang cukup baik dari orang tua, jika ia berada di
lingkungan rumah, maupun dari jajaran pendidik jika remaja itu berada di
sekolah. Meskipun memang tidak sedikit orang tua dan pihak sekolah yang begitu
kooperatif dalam mengawasi dan mendampingi masa tumbuh kembang seorang remaja,
tapi celah-celah kekeliruan dalam pergaulan remaja tetap saja tinggi. Memang
jika kita melihat kenyataan dalam kehidupan sehari-hari dizaman ini sungguh
miris sekali kehidupan terlebih pergaulan remaja di negara kita.
Pergaulan bebas yang mengedepannya prestise (rasa gengsi)
yang tinggi adalah satu dari sekian pilihan “warna” pergaulan yang dipilih oleh
sebagian besar remaja yang ada. Narkoba, seks bebas, pacaran, MBA (Married By
Accident) hingga aborsi seolah-olah adalah hal lumrah yang dipandang santai
oleh kalangan remaja. Serangan berbagai tayangan televisi, akses internet,
media cetak dan banyak perkembangan teknologi lainnya membuat posisi
perkembangan remaja di negara kita seolah-olah longgar dari tata aturan
nilai-nilai keagamaan dan aturan hukum. Berbagai penyimpangan sikap dan prilaku
serta karakter remaja di Indonesia menyebabkan mayoritas remaja kita kehilangan
jati diri bahkan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga ia tumbuh menjadi
sosok yang kerdil dalam lingkungan sosialnya.
Pergaulan bagi mayoritas kalangan remaja hari ini adalah
dengan mengikuti trend yang booming dikalangan mayoritas masyarakat
pada umumnya dengan tidak lagi mengidahkan kaidah-kaidah pergaulan yang
semestinya mereka perhatikan dengan baik. Padahal tidak semua lingkungan
pergaulan akan mendukung terhadap tumbuh kembang seorang remaja. Dalam Islam
sudah tertera dengan jelas bagaimana seharusnya kita bersikap, bermasyarakat
dan bergaul sebagai seorang manusia. Islam begitu jelas memberikan gambaran dan
tata aturan untuk memastikan kita hidup, kita bergaul dalam batas-batas yang
jelas, dalam batasan yang baik, bukan untuk mengekang akan tetapi untuk menjaga
diri kita dan diri orang lain yang ada disekitar kita.
Artinya : “Dan
janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. dan suatu jalan yang buruk” (Qs. Al-Isra: 32)
Jika kita berkaca kepada ayat Al-Qur’an di atas, nampak bahwa
hendaknya manusia tidak mendekati zina. Zina di sini dapat dimaknai secara
luas, karena zina sendiri pada dasarnya tidak hanya berupa zina secara badani
atau jasadi, akan tetapi ada pula zina mata, zina hati dan zina pikiran. Ayat
di atas adalah satu dari sekian banyak ayat dalam Al-Qur’an yang dapat menjadi
rambu-rambu bagi kita, khususnya bagi kalangan remaja dalam melalui masa-masa
pertumbuhannya serta pergaulan kesehariannya. Sering kali keberadaan ayat ini
sebagai bentuk peringatan dari Allah untuk manusia diabaikan begitu saja oleh
sebagian besar dari diri kita, terlebih para remaja, sebagia besar dari mereka
lebih menyukai berjalan-jalan tanpa tujuan yang jelas, pergi nonton, bermain
internet atau banyak aktivitas sia-sia lainnya dari pada memilih untuk belajar
ilmu agama. Lebih miris lagi ketika para remaja banyak yang meninggalkan
Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Al-Qur’an seolah-olah hanya sekedar bacaan
yang tak berarti apa-apa bagi mereka. Tidak sedikit buka remaja yang belum atau
bahkan tidak bisa sama sekali membaca Al-Qur’an???
Dalam ayat Al-Qur’an lainnya Allah berfirman :
“Katakanlah kepada orang laki-laki
yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita
yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,
atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,
atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (Qs. An-Nur: 30-31)
Jelas
bukan, bagaimana seharusnya kita sebagai manusia, kita sebagai remaja membawa
dan menjaga diri kita???. Pada dasarnya apa yang Allah firmankan dalam
Al-Qur’an ini adalah bentuk kasih sayang-Nya bagi kita, hamba-Nya. Kasih sayang
Allah itu sungguh tidak memberatkan siapapun, diri kita saja yang sering kali
memilih untuk enggan terlebih dahulu tanpa mencoba untuk belajar memahami dan
mengaplikasikan apa yang sudah Allah tetapkan untuk kita. Maka dari itu untuk
membangun generasi bangsa yang lebih baik, tentu harus dilakukan perbaikan pula
dikalangan remaja, karena remaja memiliki energi yang luar biasa untuk
melakukan sebuah perubahan besar dalam sebuah bangsa. Sinergisitas orang tua
dengan lembaga pendidikan dapat menjadi salah satu solusi bagi terbentuknya
remaja yang berkarakter dan cerdas dan tentu saja yang tak kalah penting adalah
pendidika agama bagi anak-anak kita dimanapun itu, karena agama adalah pegangan
yang paling kuat dibandingkan dengan apapun, sehingga janga memanjakan anak
dengan harta atau uang, tapi dampingilah ia untuk mengenal agama dan mengenal
dirinya dengan lebih baik.
Teringat
pesan seorang cendekiawan Islam, seorang pejuang Islam Asy-Syahid Imam Hasan
Al-Banna menyatakan bahwasanya, “Pemuda
hari ini adalah pemimpin dimasa depan”. Maka dari itu, jika remaja-remaja
kita hari ini dibiarkan bergaul dengan bebas tanpa aturan, dapat dibayangkan
akan seperti apa keberlanjutan dari Indonesia hari ini, akan seperti apa
keberlanjutan dari Islam ke depannya. Oleh karena itu, hendaklah kita menjaga
anak-anak kita, berikanlah perhatian dan pendidikan yang terbaik, karena itu
pun menjadi salah satu bentuk tanggungjawab orang tua kepada anaknya, kepada
keluarganya
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan” (Qs. At-Tahrim : 6).
Wallahualambishawab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar