Be inspiring for today, tomorrow and for the future

Selasa, 07 Agustus 2012

Kekuatan Tarbiyah


Sebuah jama'ah idealnya hadir sebagai jama'ah yang produktif dalam membangun sendi-sendi peradaban. Produktifitas dari sebuah jama'ah salah satunya adalah ditopang oleh kekuatan tarbiyah dari setiap kader-kader yang ada dalam jama'ah tersebut. Ketika kondisi tarbiyah setiap kader dalam sebuah jama'ah melemah, maka gerak dari jama'ah itu pun akan ikut melemah pula, sehingga sebuah jama'ah membutuhkan proses tarbiyah mustamirah atau berkesinambungan. Tarbiyah yang berkesinambungan ini yang kemudian akan menjadi kekuatan dasar dalam sebuah jama’ah. Tarbiyah memberikan banyak peluang dan banyak celah untuk melahirkan banyak bidang maupun ide-ide “segar” dalam sebuah jama’ah harakiyah. Efek dari sebuah proses tarbiyah memang sangat luar biasa, sehingga proses tarbiyah ini harus mendapatkan porsi perhatian yang utama bagi setiap kader dalam jama’ah. Adapun tarbiyah dalam harakah terbagi menjadi dua sisi, yaitu:

1.    Talqiniyah, merupakan sebuah kegiatan dimana dalam kegiatan tersebut diangkat suatu permasalahan Islam yang dibahas dalam bentuk halaqah atau liqo tarbawi. Hal ini berdasarkan kepada Qs. Ali-Imran: 79 yang berbunyi,
“Akan tetapi hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.
Untuk dapat memahami ajaran Islam dibutuhkan sebuah pengkajian yang mendalam dan berkesinambungan, sehingga pemahaman terhadap ajaran Islam tidak menjadi sebuah pemahaman yang keliru atau pun tidak menjadi sebuah pemahaman yang setengah-setengah.

2.    Tajribiyah, merupakan sebuah upaya pembelajaran dengan menerima pengalaman langsung di medan dakwah. Allah berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah; dan Allah mengajarmu; dan Allah mengetahui segala sesuatu” (Qs. Al-Baqarah: 282). Ilmu yang terbaik adalah ilmu yang disertai dengan amal, sehingga ketika seorang kader dalam sebuah jama’ah melalui proses talqiniyah, maka idealnya ia pun dapat kemudia terlibat secara aktif mengamalkan berbagai bentuk kepahamannya atas apa yang ia peroleh dari talqiniyah itu, sehingga kapasitas kader menjadi luas, tak sekedar dalam tataran teori, akan tetapi kapasitasnya pun mampu merambah ke ranah teknis lapangan.

Tarbiyah bagi setiap kader dalam sebuah jama’ah adalah akar bagi pergerakan jama’ah itu sendiri, di sisi lainnya, tarbiyah pun menjadi inti  tercapainya keselamatan potensi harakah (salamtut thaqatil harakah). Ada tiga unsur yang semestinya ada dalam tarbiyah:

1.   Shalabatul qa’idah atau kekokohan basis. Kekokohan basis ini ditentukan oleh shalabatul aqidah (kekokohan aqidah), sehingga kekuatan pergerakan jama’ah senantiasa berkaitan erat dengan kekuatan aqidah, karena shalabatul aqidah merupakan sesuatu hal yang menjadi inti dalam proses tarbiyah dan tidak boleh putus dari setiap jama’ah, terlebih dari setiap individu kader dalam sebuah jama’ah. 

2.  Nuqthatul inthilaq atau titik tolak. Sebuah proses tarbiyah ditentukan oleh kejelasan fikrah. Tarbiyah harus meliputi pemahaman terhadap ajaran-ajaran Islam sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
3. Kaifiyatul masiir atau metode berjalan. Proses tarbiyah hendaknya memiliki manhaj yang dapat dijadikan sebagai acuan atau landasan dalam mendinamisasikan perjalanan dan perjuangan dakwah dengan senantiasa mengacu kepada apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Ketiga unsur tarbiyah di atas tidak boleh sampai diabaikan atau hanya dipenuhi salah satunya saja, karena jika hal tersebut sampai demikian adanya, maka potensi pergerakan jama’ah tidak akan selamat. Merupakan sebuah tantangan besar untuk dapat mewujudkan semua unsur tarbiyah di atas. Sebuah proses yang panjang dan di sanalah sebetulnya kita akan belajar hakikat istiqomah dalam tarbiyah.

Sumber referensi:
Majalah Al-Intima edisi No.030, Sya’ban 1433H/Juli 2012…(Dengan tambahan dan perubahan)

2 komentar: